Rabu, 27 Desember 2017

Perempuan dan Doa-doa di Persimpangan Jalan


Perempuan dan Doa-doa di Persimpangan Jalan




Telah lama aku berada di persimpangan jalan
Telah lama aku terjerambab dalam lubang kenistaan
Saat itu keegoan, nyata-merajai diri, mengintariku dengan bayang-bayang keindahan


Cukup sulit menerka setiap kejadian yang datang berseliweran
Terasa sulit menjejaki kebenaran dalam kehampaan hati yang  berdecak tak karuan
Terkadang aku merintih, Benarkah ini nestapa?
Aku menyudut, menepi seperti menegaskan diri ini untuk mati
Tapi jalan ini dengan gamblang mengantarkan ke arah dimana doa-doa harus dikirimkan


Dengan teramat perlahan,
Aku mulai menengadah. Aku lelah mengantarkan memori dalam kesalahan-kesalahan silam yang mengakibatkan banyak air mata bertumpah ruah
Aku perempuan. Aku mahfum, hati yang menyelinap semasa itu seharusnya ku usir dengan hentakan yang memekik hingga tak menelanjangi badan
Aku ingin kembali fitrah
Aku rindu, Aku ingin menjadi kekasih-Mu
Aku ingin terus mengirimkan doa-doa ke arsy, hingga menjulang di batas-batas langit yang kasat
Aku ingin kembali fitrah, meninggalkan semua kenangan di persimpangan jalan



Bersimpuh, hingga malam memekarkan fajar

2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar