Program SAME Nusantara? Apa itu Program SAME Nusantara? Program SAME Nusantara termasuk kedalam program PHC Nusantara yang merupakan program kerjasama antara Pemerintahan Indonesia dan Perancis. Program kerjasama tersebut bertujuan untuk mendorong kolaborasi penelitian dan inovasi serta memperkuat koneksi yang mengarah kepada kolaborasi yang lebih besar di masa depan. Kedepannya, program ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Program SAME Nusantara kembali diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kemendikbud Ristek. Melalui surat edaran dengan nomor 3142/E4/DT.04.03/2023 tanggal 18 Juli diumumkan mengenai penawaran program bergengsi tersebut. Program SAME sendiri merupakan program pendanaan yang memfasilitasi dosen melakukan mobilisasi di perguruan tinggi maupun dunia industri dari mitra luar negeri. Program SAME untuk anggaran tahun 2024 ditawarkan kepada seluruh dosen tetap dengan ijazah minimal S3 (doktoral) di berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang dinaungi oleh Kemendikbud Ristek. Bagi para dosen yang memenuhi persyaratan dan detail lain sesuai ketentuan maka bisa mengusulkan diri secara online melalui laman Sumberdaya Dikti Kemdikbud. Pengajuan bisa dilakukan mulai 17 Agustus 2023 dan ditutup pada 15 September 2023 mendatang. Persyaratan yang Harus Dipenuhi Dalam program SAME Nusantara untuk tahun anggaran 2024, ditetapkan sejumlah syarat yang wajib dipenuhi dosen yang menjadi calon peserta program. Selain itu juga ditetapkan syarat yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi pengusul. Berikut detailnya: 1. Syarat Perguruan Tinggi Pengusul • Diutamakan yang telah memiliki MoU dengan mitra PT-LN dan/atau dunia kerja dan industri di Perancis. • Tidak ada bench fee untuk kegiatan yang termasuk ruang lingkup SAME. 2. Syarat Peserta Program SAME Nusantara • Dosen tetap pada Perguruan Tinggi Akademik di lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. • Memiliki NIDN • Harus terdaftar pada SINTA. • Minimal telah 2 (dua) tahun menyelesaikan pendidikan doktor. • Membuat surat pernyataan diri bermaterai untuk mengikuti seluruh rangkaian proses program SAME NUSANTARA tahun 2023 sesuai dengan format yang ditentukan; • Memperoleh rekomendasi dari pimpinan program studi/dekan sesuai dengan format yang ditentukan; • Memperoleh penugasan dari pimpinan perguruan tinggi untuk membebas tugaskan pengusul dari tri dharma yang tidak berkaitan dengan program SAME Nusantara sesuai dengan format yang ditentukan;. • Mempunyai undangan (invitation letter, letter of acceptance) dari perguruan tinggi atau dunia kerja dan industri mitra di luar negeri. • Mempunyai program kerja yang akan dilakukan sesuai dengan format yang ditetapkan; • Mampu berkomunikasi lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris, dan akan lebih baik jika menguasai bahasa yang sesuai dengan bahasa yang digunakan di negara tujuan. • Khusus bagi lulusan doktor dalam negeri, mempunyai kemampuan Bahasa Inggris setara dengan skor TOEFL ITP 550 atau IELTS 5.5; • Calon peserta tidak sedang menduduki jabatan struktural (hingga pejabat tingkat Departemen/Jurusan); • Mempunyai surat pernyataan berkondisi sehat dari rumah sakit. Kegiatan Program Selama ditugaskan di mitra luar negeri, dosen penerima pendanaan ini diharapkan bisa menjalankan beberapa kegiatan sesuai dengan ketentuan. Berikut adalah beberapa bentuk kegiatan dalam program pendanaan tersebut: 1. Fine tuning artikel (minimal sudah pada tahap revisi pertama) untuk joint publication di jurnal internasional bereputasi terindeks scopus dengan minimal Q2 dan/atau Web of Science (WoS) kecuali Emerging Science Citation Index (ESCI) terutama yang terkait dengan topik green economy, blue energy, digital economy, kemandirian kesehatan, dan pariwisata; 2. Kegiatan yang berkaitan langsung dengan IKU institusi atau perguruan tinggi; 3. Menjadi dosen tamu (guest lecturer), konsultan, peneliti tamu (visiting researcher) di dunia usaha, dunia industri dan/atau dunia kerja lainnya di Luar Negeri; 4. Implementasi MoU dan/atau LoI institusi pengusul dengan mitra Perguruan Tinggi di Luar Negeri; 5. Kegiatan lainnya di Perguruan Tinggi/Lembaga Riset/Dunia Usaha dan Dunia Industri berupa: • Pemutakhiran bahan dan metoda ajar dengan bahan-bahan terkini dan/atau; • Penyusunan proposal kegiatan (capacity building, joint research, study programs, dll) dengan mitra luar negeri yang akan diajukan ke pemerintah masing-masing atau ke penyandang dana internasional dan/atau; • Penyelesaian penelitian mandiri untuk publikasi internasional dan/atau; • Penulisan buku referensi dengan bahan mutakhir dan/atau; • Mengikuti kegiatan sertifikasi kompetensi/profesi internasional dan/atau; • Penguatan kompetensi peserta melalui kegiatan magang di DUDI untuk penguatan keunggulan institusi asal peserta dan/atau; • Melakukan inovasi bersama mitra industri di luar negeri yang bermanfaat untuk pengembangan institusi asal calon peserta, seperti penyusunan modul pembelajaran atau bahan ajar dan/atau; • Membangun dan memperkuat jejaring dengan dunia usaha atau dunia industri luar negeri dan/atau; • Penguatan kompetensi peserta melalui magang di lembaga internasional yang mendukung penguatan keunggulan institusi asal peserta dan/atau; • Melakukan studi kasus atau kajian yang bermanfaat untuk pengembangan institusi asal peserta dan/atau; • Membangun dan memperkuat jejaring dengan Lembaga Internasional yang relevan. Luaran Program Sebagai program pendanaan, para dosen yang menjadi penerima atau peserta program juga wajib menghasilkan luaran. Terdapat beberapa bentuk luaran program yang wajib dihasilkan para peserta. Bentuk luaran ini sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan oleh para peserta sebagaimana penjelasan sebelumnya. Berikut adalah detail luaran yang dimaksudkan: 1. Publikasi di Jurnal Internasional minimal Scopus Q2 dan/atau WoS kecuali Emerging Science Citation Index (ESCI) dengan status pada akhir pelaksanaan program minimal under review; 2. Laporan kegiatan sesuai dengan proposal kegiatan yang sudah disetujui Direktorat Sumberdaya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi sesuai dengan lampiran 2 dalam buku panduan program; 3. Bukti laporan presentasi desiminasi hasil pelaksanaan kegiatan pada institusi pengirim; 4. Action plan yang berisikan rencana kegiatan setelah melaksanakan program SAME NUSANTARA dengan tujuan memiliki dampak pada pengembangan institusi. 5. Kegiatan untuk mendukung capaian IKU PT lainnya dapat berupa (minimal memilih satu): • Draft final buku referensi siap cetak yang mutakhir dan/atau; • Buku ajar dan metode pembelajaran yang terbarukan dan/atau; • Dokumen MoU dan/atau; • Dokumen proposal kegiatan (capacity building, research, study program) yang disusun dengan mitra luar negeri dan/atau; • Laporan penelitian bersama mitra dan/atau; • Laporan pelaksanaan pertukaran dosen dalam program double degree dan/atau; • Draf dokumen pengembangan program double degree, pengembangan kurikulum, dan mekanisme transfer kredit dan/atau; • Laporan sebagai dosen tamu dilengkapi dengan perangkat pembelajarannya dan/atau; • Sertifikat kompetensi/profesi internasional. Mekanisme Seleksi Program ini merupakan program pendanaan yang digelar secara kompetitif. Tidak semua usulan akan disetujui, karena satu dan lain hal. Maka oleh pihak penyelenggara dilakukan seleksi sampai didapatkan peserta yang lolos semua tahapan seleksi. Secara garis besar, tahapan seleksi dibagi menjadi dua dan dijalankan dengan jadwal yang berbeda. Berikut adalah tahapan seleksi tersebut: 1. Seleksi Administrasi Tahap seleksi yang pertama adalah seleksi administrasi. Sesuai namanya, pada tahap ini akan diseleksi berdasarkan kelengkapan administrasi. Bagi pengusul yang kelengkapan persyaratannya kurang maka gugur di tahap ini. Begitu juga sebaliknya. Seleksi Substansi Akademik Seleksi tahap kedua adalah seleksi substansi akademik yang mengacu pada isi proposal usulan. Dalam hal ini akan dinilai dari aspek jumlah, jenis dan rencana kegiatan yang realistis dan dapat diimplementasikan. Pendanaan Bagi para dosen yang usulannya diterima maka akan melakukan mobilisasi di PT maupun DUDI mitra yang berada di luar negeri. Dosen akan melaksanakan sejumlah kegiatan program sesuai ketentuan yang dijelaskan sebelumnya dalam rentan waktu 1-3 bulan. Dalam masa pendanaan tersebut, para dosen penerima program akan mendapatkan fasilitas pendanaan sebagai berikut: 1. Biaya hidup diberikan untuk peserta program selama 3 (tiga) bulan di luar negeri. Biaya hidup terdiri dari akomodasi, konsumsi dan transportasi lokal. Besaran biaya hidup adalah dua kali standar biaya hidup LPDP sesuai dengan negara tujuan masing-masing. 2. Biaya asuransi kesehatan diberikan untuk kepentingan pembayaran asuransi kesehatan peserta SAME NUSANTARA selama di luar negeri. 3. Biaya visa diberikan sesuai dengan tarif reguler pengurusan visa secara at cost sesuai dengan negara tujuan. 4. Biaya transportasi melalui pesawat diberikan kepada peserta SAME NUSANTARA 1 (satu) kali pada saat keberangkatan dan saat kepulangan. Tiket penerbangan meliputi tiket penerbangan domestik maupun internasional. Jadwal Penerimaan Proposal Nusantara Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perguruan tinggi pengusul baru bisa mengajukan proposal usulan pada 17 Agustus 2023 mendatang. Pengusulan proposal kemudian ditutup pada 15 September 2023. Oleh sebab itu, sebelum penerimaan usulan tersebut setiap PT bisa mempersiapkan diri untuk melengkapi syarat administrasi dan menyusun proposal terbaik. Sehingga kesempatan lolos seleksi program SAME Nusantara 2024 semakin terbuka lebar. Selain itu, pastikan membaca buku panduan program untuk mengetahui syarat dan ketentuan. Sekaligus detail sanksi jika terjadi pelanggaran maupun mangkir dari sejumlah ketentuan yang ditetapkan. Sehingga bisa mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Detail informasi cara daftar dan lainnya dapat Anda lihat melalui Sumberdaya Dikti Kemdikbud.
The tittle about the rise of the “Trauma Essay” in college Applications by Tina Yong in TED Talks (TED.com) There's a story of mine that I've told about a million different times, and it goes a little something like this. I believe that these are not only bad metrics by which to evaluate applicants, but also incredibly harmful to the storyteller themselves and risks reinforcing existing inequities in higher education. Aya Waller-Bey, a former admissions officer from Georgetown University, said in a "Forbes" article that, "Within months on the job, I saw how the personal statements of Black and other racially minoritized students differed from those of white applicants. That kind of emotional labor can be taxing for anybody, but perhaps especially so for these young applicants who haven't had enough time on this world to process the terrible things that have happened to them. I mean, imagine if you walked into your therapy appointment and your therapist tells you that they're not going to respond to anything you tell them except with a rejection or acceptance email sent months later. And asking students to prove how they turn their pain into progress ignores this truth and falls prey to the toxic positivity narrative that everything happens for a reason, ignoring the very valid resentment and anger that many victims still feel. And if we're writing about our trauma to prove to an admissions officer that we are worthy of a decent education, then it becomes necessary to sanitize our pain, to make it marketable and strategic, to scrub away all the suffering, so all that's left is what will fit into the narrow margins of what is palatable. The protagonist also overcomes whatever struggle they're facing by the end of the 500 word count, instilling the reader with a sense of optimism that despite our deeply unequal society, it is possible to rise through the ranks and overcome all the “-isms.” This, of course, is not the reality of our world today. And for me, this looked like settling for the familiar story of the stinky lunch, one that's been told so many times that it's devoid of any real meaning, instead of talking about the ongoing social and political disenfranchisement of immigrants, the permanent loss of cultural identity that I suffered, or the sense of disbelonging that still haunts me every time I make a grammar mistake or someone mispronounces my name. But in failing to resolutely clear up these speculations and myths about whether trauma essays are rewarded or discouraged, universities are indirectly enabling the rise of the trauma essay and all of its harmful implications. If it's really true that they don't want to reward trauma storytelling just for the sake of it, then they should be more forthcoming about this expectation. As the unofficial gatekeepers to the secrets of getting into your dream college, they should wield their power responsibly and not pressure students to talk about traumatic experiences that they're not yet ready to talk about. Lastly -- and this one's for anyone who's actually applying to a postsecondary institution sometime soon -- remember that you are more than the bad things that happened to you. Instead of being written as a one-dimensional, trauma-turned-triumph trauma drama, I would have been able to tell a story that actually reflects who I am today and acknowledge the fact that my journey is ongoing and it doesn't begin or end with my racial identity.
STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI - ppt download: Struktur Organisasi Menurut Robbin dan Coulter (2007:284) Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi- bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Menurut Hasibuan (2004:128) Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

 

Creating Pathways to be a professor

Tentang Prof Anuraga

Satu materi yang menarik sepanjang mengikuti Magang Dosen di Perguruan Tinggi pada PT Pembina IPB University adalah mendapatkan motivasi dari salah satu Profesor termudanya yakni Prof. Anuraga Jayanegara.

Profesor kelahiran Bojonegoro pada 2 Juni  pernah meraih Juara pertama Dosen Berprestasi Tingkat Nasional bidang Saintek pada tahun 2019  berbagi pengalaman dan wejangan tentang jalan panjangnya menapaki karir sebagai dosen hingga kini menjadi Profesor.

Prof Anuraga menceritakan karirnya yang dimulai sejak 1 Januari tahun 2005 dimana beliau masih menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil hingga berselang satu tahun menjadi PNS 100% pada 1 Januari 2006. Di akhir tahun 2006 beliau mendapatkan jabatan fungsional sebagai Asisten Ahli.

Karena masih bergelar kesarjanaan strata satu, bapak dari enam anak ini melanjutkan studi S2 di Jerman dan S3 di Swiss dalam kurun waktu yang terbilang cukup cepat, lima tahun sejak 2006 hingga 2011.

Universitas Hohenheim merupakan universitas tertua di Kota Stuttgart, Jerman yang didirikan pada tahun 1818. Ada pula tujuan awal didirikan universitas ini adalah untuk mengajarkan teknik pertanian yang lebih efisien untuk meminimalisir bencana kelaparan yang juga pernah dialami kota ini pada beberapa masa silam.

University of Hohenheim [dok: google, akses Sept 2022]

Sementara ETH Zurich adalah salah satu kampus di Swiss yang masuk dalam 10 besar terbaik versi QS World University. Kampus ini juga memiliki banyak alumni terbaik, satu diantaranya adalah ilmuan Albert Einstein.

ETH Zurich [dok: google, akses Sept 2022]


Prof. Anuraga merupakan dosen IPB University yang diberikan amanah menjadi Kepala Departemen Ilmu Nutrisi pada Fakultas Peternakan di IPB University. Selain piawai di bidang nutrisi dan pakan ternak, Prof Anuraga juga sedang aktif belajar dan melakukan studi lanjut bidang pendidikan agama Islam. 

Menapaki Jalan Menuju Profesor

Prof Anuraga diawal pemaparan materinya menyampaikan bahwa perlu adanya strategi yang dilakukan oleh dosen untuk mencapai jenjang karirnya khususnya dalam perolehan jabatan fungsional.

Dosen dalam UU No. 37 tahun 2009 adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sementara Profesor merupakan pangkat dosen tertinggi menurt Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kegiatan tri darma perguruan tinggi baik dari pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi sangat penting dalam pencapaian gelar profesor.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencapai kum sampai ke jabatan fungsional tertinggi yaitu profesor. Namun tetaplah perlu dimulai dengan membangun fondasi akademik yang kuat dan mumpuni. Ada empat strategi yang disampaikan Prof Anuraga: 

1.      Dimulai dengan studi S3 yang strategis

Untuk studi S3 yang strategis ini dapat diinterpretasikan dengan fokus pada bidang ilmu/basic keahlian kita serta yang berorientasi pada masa yang akan datang. Ringkasnya ilmu yang ditekuni alangkah lebih baiknya jika tetap dapat in line dengan perkembangan masa depan. Selain itu dalam memilih pembimbing sebaiknya yang high quality, sederhananya yang dapat memberikan motivasi dan insipirasi bagi kita untuk tetap semangat dalam belajar dan berkarya. Selanjutnya memilih universitas atau kampus yang high rank. Meskipun sebagian besar meyakini bahwa pada zaman sekarang belajar dimana saja pasti bisa karena kemajuan teknologi. Namun pun tidak dapat dimungkiri bahwasanya universitas/kampus yang memiliki reputasi baik selaras dengan penyediaan sarana prasarana yang dapat menunjang kelancaran proses akademik saat melanjutkan studi. Kemudahan riset, akses dan banyak hal lainnya yang tentu akan menopang kualitas output.

2.      Membangun kapasitas pasca lulus S3

Konsep belajar sepanjang hayat mungkin dapat diadopsi untuk menyelaraskan statement “membangun kapasitas” ini. Karena juga dirincikan terkait ini yakni terus mebangun networking baik itu berbasis laboratorium, mahasiswa, kampus di tingkat nasional maupun internasional. Untuk tataran internasional dapat dilakukan dengan aktif mengikuti konferensi maupun berkunjung secara langsung ke mitra yang ditargetkan.

Mengalokasikan waktu dan biaya secara berkala dan rutin untuk mengingkatkan peningkatan kompetensi, pelatihan. Serta selalu semangat dan konsisten dalam melakukan publikasi.

3.      Pengelolaan Bimbingan

Dosen dan mahasiswa merupakan teman dalam banyak hal khsuusnya kolaborator untuk menghasilkan karya-karya inovatif dan bermanfaat. Sebagai dosen kita perlu menyadari betapa pentingnya peran mahasiswa dalam menunjang terealisasinya beberapa kegiatan dalam tri darma. Olehnya itu kita perlu meninggalkan prindip feodalisme yang berlebihan serta senantiasa menjaga tali silaturahim meskipun pasca lulus.

4.      Peduli pada kenaikan Jabatan fungsional/pangkat dosen

Yang terpenting dalam strategi ini adalah kepedulian kita terhadap pangkat dosen atau jabatan fungsional yang akan kita capai. Kontemplasi diri, menyadari bahwasanya jabatan fungsional adalah tanggung jawab dari masing-masing dosen. Karena pencapaian itu merupakan wujud dari keseriusan kita menjalani tanggung jawab sebagai dosen.

Setelah strategi Prof Anuraga juga menyentil tentang publikasi. Sebagai dosen pemula publikasi di jurnal internasional bereputasi adalah momok. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, publikasi merupakan salah satu prasyarat yang harus kita penuhi guna meraih gelar tertinggi sebagai dosen.

Pada penyampaian pertama tentang ini, Prof Anuraga menguatkan “menulis jurnal adalah sebuah skill, bukan genetik”. Pesan yang menukik sekaligus menguatkan. Paradigma “menulis jurnal itu susah” serta merta hilang dari kepala. Secara pribadi inilah yang menjadi penghalang tidak adanya kemajuan dalam publikasi. Terima kasih Prof Anuraga.

Selajutnya, Profesor termuda dengan H-index Scopus 21 ini juga menyarankan agar kita dapat menjadwalkan kegiatan menulis secara rutin setiap harinya. “Kalau biasa satu hari antara 30 menit sampai satu jam”.

Untuk administrasi beliau menyampaikan agar tertib dalam merekam setiap berkas yang kita miliki, baik SK, Surat Tugas, Sertifikat dan yang lainnya. Kalau bisa selain berkas fisik juga disiapkan dalam e-folder (soft file). Mencicil DUPAK secara berkala juga menjadi poin penting dalam administrasi ini.

Penutup

Prof Anuraga sebagai salah satu dosen terbaik IPB University yang juga merupakan lulusan S1 Fakultas Peternakan IPB (1999-2003) ini menutup penyampaian materinya tentang pentingnya memaknai “keseimbangan”. Jika dalam kimia keseimbangan sangat penting tak berbeda rupanya dalam menapaki jalan menuju profesor. Perlu adanya keseimbangan antara karir dan keluarga. Keluarga menjadi kunci dalam tercapainya segala cita-cita. Porsi perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi dan dari keluarga akan menjadi imun dalam menggapai sesuatu apa pun.

Selain itu keseimbangan antara akal, fisik dan mentalitas (ruh) juga harus dijaga. Apalah artinya gelar yang berderet-deret jika tidak diimbangi dengan rasa syukur pada pencipta. Ringkasnya ibadah apa pun bentuknya adalah wujud dari rasa syukur kita kepada yang maha punya, Allah SWT.

Di sesi akhir Prof juga menyampaikan betapa pentingnya manajemen waktu. “mudahkanlah urusan orang lain, tidak berbuat dzolim/berlaku adil, insya Allah urusan kita akan dimudahkan,” begitu tutupnya.

Dari penyampaian materi ini secara pribadi merasakan adanya kekuatan baru dalam menjalani tugas sebagai dosen, ada pencerahan yang didapatkan bahwasanya: gelar yang kita miliki, pekerjaan yang kini diamanahkan adalah tanggung jawab. Kita harus bisa mempertanggungjawabkan semuanya. Tidak banyak, mungkin dari hal-hal yang sederhana: menghargai waktu, menghargai diri dan keluarga. Belajar sepanjang hayat dan selalu  bersyukur harus tetap digiatkan guna mencapai segala cita-cita. Haruskah menjadi profesor? Kini bukan sekadar kalimat tanya tetapi perlu diubah menjadi kalimat yang tegas: Harus Menjadi Profesor! Semoga.

 


GENETIKA POPULASI DAN SIFAT KUALITATIF - ppt download: GENETIKA POPULASI SIFAT (KARAKTER) ATAU PERILAKU DIPENGARUHI OLEH BANYAK FAKTOR TERMASUK FAKTOR LINGKUNGAN BERAT SAPIH ILUSTRASI : PENGARUH LINGKUNGAN: MAKANAN, PENYAKIT, IKLIM, SIFAT INDUK, PEMELIHARAAN, DLL FAKTOR KETURUNAN PERTUMBUHAN DARI LAHIR HINGGA BERAT SAPIH PROD. SUSU INDUK BERAT LAHIR

 

https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x-/news/2020/09/dcfd87e8379ee7ce3749f068e00fa4be.jpg

Cerita Kelompok Ternak Limousin Astomulyo

Great Giant Livestock yang selanjutnya familiar dengan GGL bergerak di bidang peternakan sapi. GGL tidak hanya berperan sebagai aktor tunggal dalam penyediaan daging maupun susu segar melainkan juga membangun kemitraan dengan masyarakat. Kemitraan bersama peternakan rakyat, salah satunya Kelompok Ternak Limousin Astomulyo, Panggur Lampung, Indonesia.

Kelompok ternak yang diketuai oleh bapak Sarjono memiliki visi membangun usaha kelompok Tani Ternak yang berkualitas berbasis kewirausahaan untuk kemakmuran dan memerdekakan finansial dan bermartabat. Sementara misinya yaitu menjaga amanah dengan nilai-nilai berbisnis bersama Tuhan; memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kualitas SDM dan membangun wadah yang kuat agar mempunyai posisi tawar.

Sejarah bergabung dengan CSV GGL, dimulai tahun 1992 namun kala itu bersama Kelompok Brahman. Kelompok ini merupakan generasi pertama yang mana dikelola oleh para tetua. Kala itu mereka memiliki pandangan untuk memanfaatkan ternak sebagai unit usaha desa. Sektor peternakan diharapkan dapat menopang ekonomi masyarakat selain dari sektor pertanian.

Selanjutnya dilanjutkan oleh generasi kedua yaitu kelompok Limousin yang bergabung sebagai Mitra PIR Swadana beranggotakan 16 orang dengan populasi 150 ekor sapi. Kemudian pada tahun 2012 sampai 2018 melakukan kerjasama dengan PT GGL dalam program PIR Wiener Gaduh. Dan kini tahun 2020 memiliki anggota 85 orang dengan populasi 1500 ekor sapi dengan program Kemitraan PIR Swadana dimana valuasi mencapai 20 Milyar.

Pola kerjasama yang dibangun dengan sistem Plasma Inti yaitu pemberian fasilitas kepada Plasma atau mitra binaan. GGL juga memberikan permodalan atau akses modal, manajemen pakan, obat-obatan, pemasaran dan tenaga kerja. Peternak penggemukan sapi yang telah memiliki fasilitas sesuai standar. Dalam kerjasama Kelompok Mitra diharapkan bersedia mengikuti aturan atau MOU yang telah disepakati.

Sumber: Youtube GGL, 2020


Mekanisme kemitraan yaitu inti sebagai induk usaha menyedikan sapi yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan GGL untuk selanjutnya dilanjutkan pada tahan teknis awal kerjasama. Sapi-sapi tersebut dipasang
eartag, ditimbang awal kemudian diperlihara dengan pemberian pakan yang cukup, diberikan obat-obatan. Peternak pada tahap ini juga perlu menyiapkan dokumen pendukung seperti KTP, NPWP dan kopian buku rekening untuk proses pembayaran.

Dalam pola kerjasama ini, peternak mendapat asupan pakan berupa limbah dari kulit nenas yang telah diproses atau dihaluskan. Peternak akan mendapatkan pakan secara bertahap. Adapun pakan utama yang diberikan yaitu kulit nenas, konsentrat dan makanan pendukung seperti SBM.

Pemberian pakan setiap harinya meliputi kulit nenas antara 30 sampai 40 kg per ekor. Konsentrat 5 sampai 6 kg per ekor juga SBM (Soya Been Meal) diberikan sebanyak 0,5 kg per ekor per hari. Harapannya akan ada pertambahan bobot badan sebesar 0,8 sampai 1 kg per ekor/hari.

Kerjasama semacam ini berlangsung antara empat sampai enam bulan. Selain pakan, peternak juga diberi obat-obatan seperti obat cacing, antibiotik dan vitamin. Kemudian setelah masa panen, pembeli akan datang sendiri melalui fasilitas dari GGL. Selanjutnya setelah seminggu akan ada pencairan dana dari hasil penjualan tersebut. Yang menarik adalah ada catatan potongan pajak. Jadi secara tidak langsung GGL memberikan ruang bagi peternak untuk berinteraksi langsung dengan pihak perbankan juga melatih untuk menjadi mitra yang taat pajak.

Adapun hal positif dari sistem CSV yaitu terciptanya simbiosis mutualisme. Peternak juga tidak hanya sekadar menjadi take over tapi juga berperan sebagai capasity building. GGL memberikan ruang kepada peternak, dilatih untuk menjadi lebih mandiri dan berdaya. Sehingga kedepan peternak tidak hanya bergantung pada GGL tetapi memiliki posisi tawar yang tinggi baik pada perbankan selaku kreditor maupun pada customer.

Pak Sarjono menyadari peternak bukan hanya mengalami kendala dalam akses permodalan saja, tetapi juga dalam pengembangan SDM. Sehingga kerjasama yang dibangun dengan GGL memerikan dampak yang baik ke arah itu. Peternak diberikan penguasaan materi tentang pengelolaan pakan dan pengelolaan finansial.

Hal yang mendasar adalah bagaimana merubah mindset peternak dari yang terbiasa dengan manajemen tradisional ke arah businnes and profit oriented. Revolusi mental digadang-gadang menjadi hal utama yang perlu dibangun dalam memulai pola kerjasama ini. Peternak merasa program pemberdayaan yang dilakukan GGL sudah tepat sasaran.

GGL bukan hanya sekadar filantropi tetapi mendampingi sehingga peternak memiliki kemampuan dalam mengelola peternakan. Dalam kerjasama ini juga ditanamkan prinsip “pagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok”. The miracle of giving yan mana kekuatan memberi diyakini dapat memperkokoh usaha yang dijalankan sehingga dapat terjalinnya sinergitas yang harmoni.

Sumber: Youtube GGF 2020


Dampak positif dari transformasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan CSV (
creating shared value) adalah insipirasi positif. Kerjasama yang telah dibangun dengan GGL membuat sektor peternakan yang selama ini dilihat sebagai usaha sampingan dan tidak prestisius kini diminati oleh kalangan muda. Peternakan dinilai dapat memberikan solusi karena dapat membangkitkan perekonomian desa sekaligus dapat membangun negeri.

Kaula muda yang tergabung dalam Kelompok Limousin selanjutnya memiliki tupoksi sebagai manajer pakan, manajer operasional, marketing dan konsultan. Kelompok peternakan kini didukung oleh tim yang memiliki etos kerja untuk mengembangkan lapangan kerja baru di desa. Dan harapannya binaan dari GGL ini kedepannya dapat bekerja secara mandiri tidak sekadar business oriented tetapi juga dapat membawa misi sosial.

Menakar kemitraan GGL dan  Kelompok Limousin

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kerjasama yang dibangun oleh GGL adalah dengan memberikan suplai pakan kepada peternak. Adapun pakan ini berasal dari olahan kulit nenas yang merupakan limbah dari hasil produksi dari GGF atau Great Giant Foods yang bergerak dalam produksi dan pemasaran buah segar.

Zero waste atau sistem nol limbah merupakan solusi tepat yang dilakukan GGL terhadap mitra. Mengingat untuk usaha peternakan sendiri memiliki kendala dalam penyediaan pakan. Sementara untuk menjalankan produksi, pakan memegang peranan hampir 70%. Limbah yang dijadikan olahan untuk pakan ternak dapat membantu mengurangi biaya produksi dan dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak.

Kemitraan yang termaktub dalam UU No. 20/2008 adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak lagsung, yang berlandasakan pada prinsip saling memperkuat dan saling menguntungkan  yang meibatkan pelaku usaha mikro, kecil, menengah dengan pelaku usaha besar.

Adapun pemenuhan prinsip kemitraan adalah interdependent atau saling memerlukan. No exploitation atau saling mempercayai, selanjutnya strengthen atau saling memperkuat dan sharing profit yaitu saling menguntungkan. Prinsip ini perlu dijalankan untuk dapat membangun kemitraan yang berkelanjutkan.

Hal tersebut didasari dari kompleksnya permasalahan yang dihadap petani atau peternak kita. Diantaranya seperti permasalahan tidak adanya kepemilikan lahan, masalah sistem perdagangan, finasial, infrastruktur yang belum memadai, SDM, sistem informasi hingga produktivitas. Hal ini juga diperparah dengan panjangnya rantai pasok dalam bisnis peternakan sehingga peternak terkadang tidak mendapat keuntungan.

Sumber: Youtube GGL, 2020


Kemitraan menurut GGL merupakan sesuatu yang possible but not easy and takes time. Kemitraan bukan sesuatu yang mudah tetapi possible atau mungkin. Petani atau peternak adalah subjek bukan sekadar objek yang hanya bersifat menerima. Petani/peternak harus diberdayakan agar bisa berinovasi dan mandiri sehingga dapat mengelola peternakan secara berkelanjutan.

Pada intinya Great Giant Livestock mengedepankan sinergitas untuk pengembangan bidang peternakan. GGL sangat support untuk pengembangan sosial ekonomi petani peternak. Harapannya peternakan dapat menjadi salah satu sektor penyangga ekonomi masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang berada dalam lingkup CSV Great Giant Livestock yaitu Kelompok Ternak Limoussin itu sendiri.  

Tulisan diikutsertakan pada:

Sumber: GGF, 2020


Sumedang bukan Sekadar Kota Tahu

Es lilin mah ceu-ceu buatan Bandung
Es lilin mah akang kalapa muda…

Lagu tradisional Sunda yang pernah dipopulerkan Nining Meida terdengar jelas di telinga kala pagi belum benar-benar menyala. Matahari masih setengah naik. Namun kemerduan alunan musik Jaipongan ini menjadi pembakar semangat para petani di tengah pematang sawah. 


Pematang Sawah di Desa Gudang, Tanjung Sari Sumedang [dokpri, 2016]

Dari kejauhan, tepat di balkon atas rumah saya melihat beberapa petani. Ada yang baru saja menuju pematang sawah sembari menenteng bakul. Ada pula yang sementara menanam. Di sisi lain, di saung yang beratapkan daun-daun kelapa terlihat ibu tani sedang menyiapkan makan pagi. Sungguh pemandangan yang asri. Betapa tidak, di tempat saya dibesarkan, Ternate jarang ditemui pemandangan semacam ini.

Perjalanan menjelajahi Sumedang merupakan bagian dari rencana riset/penelitian yang akan saya lakukan di pertengahan 2015 hingga 2016 di tanah Pasundan. Selama riset berlangsung saya dibolehkan tinggal di rumah Pembimbing di kecamatan Tanjung Sari tepatnya di desa Gudang. Disini, saya mulai mengenali Sumedang dengan limpahan potensi yang eksotis dan juga ekonomis. 

Desa Gudang, Tanjung Sari adalah salah satunya. Desa ini memiliki luasan 165,5 Ha dengan jumlah penduduk 4.482 jiwa. Panganan Sale Pisang juga diproduksi di desa yang berbatasan sebelah utara dengan Desa Pasigaran dan Sukawangi ini. Sementara untuk wilayah sebelah timur dan selatan berbatasan dengan desa Citali dan Margajaya. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Margaluyu dan Jatisari. Yang menarik, sebagian besar luasan wilayah desa ini adalah lahan pertanian mencapai 56,5 ha. 

Kebun Jagung di Desa Gudang, Tanjung Sari Sumedang [dokpri, 2016]

Luasan tanah di desa yang sejuk ini ditanami tanaman padi. Petani juga menanam Jagung, pisang dan umbi-umbian. Hasil pertanian ini menjadi komoditas yang menjadi penopang ekonomi keluarga. Wajar saja, data mencatat bahwa dari 4.482 penduduk desa Gudang ada 1.100 orang yang bermata pencahrian sebagai buruh tani.   

Kondisi geografis desa dengan ketinggian tanah 856 m dari permukaan laut menjadikan alam Tanjung Sari Sumedang cocok dijadikan tempat peristirahatan bagi keluarga yang menetap di pusat kota. Saya hampir setiap minggu bertandang ke Sumedang dari Bogor. Kesejukan terasa, kepenatan seperti terlepas bersama angin yang berhembus.

Sektor pertanian di desa Gudang, Tanjung Sari terlihat tak kalah dengan desa lainnya di Sumedang. Hal ini menjadi signal bagi pemangku kebijakan untuk senantiasa menjadikan komoditas pertanian sebagai barang unggulan guna meningkatkan ekonomi masyarakat. 

Jika menilik pada identitas Sumedang yaitu kota tahu, ternyata tidak serta-merta menyamaratakan semua desa di Sumedang untuk memilih 'tahu' sebagai satu-satunya produk yang bernilai ekonomis. Potensi pertanian pun tak boleh diabaikan. Karena dapat menopang perekonomian masyarakat setempat jika dikelola secara arif dan bijaksana. 

Padi yang dijadikan beras sebagai bahan pangan sehari-hari. Jagung yang terkadang dibuat sebagai campuran nasi. Juga ada pisang yang dapat dijadikan jajanan berupa sale. Tak hanya itu, keberadaan ubi madu atau ubi Cilembu juga dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Ubi Cilembu merupakan kultivar ubi jalar ras lokal asal kecamatan Pamulihan, Sumedang yang digadang-gadang menjadi primadona di mancanegara. 

Sebagaimana dilansir Republika.co.id bahwa pada tahun 2018 lalu, ada 10 ribu ton ubi jalar Cilembu yang diekspor baik dalam bentuk segar, beku maupun olahan. Meskipun merupakan tanaman khas desa Cilembu, ubi yang biasanya disantap setelah dipanggang satu sampai dua jam ini juga ditemukan di daerah Sumedang tepatnya di desa Tanjung Sari. 

Melihat Potensi Agroeduwisata Sumedang

Tak hanya komoditas pertanian yang cukup potensial. Sumedang pun menawarkan potensi wisata alam yang tak kalah eksotis dengan daerah lainnya di tanah Pasundan. Senada dengan syahdunya alunan angklung dan kecapi yang terdengar dari radio-radio tua yang dibawa oleh Petani di tengah pematang sawah. 

Di sela-sela menyiapkan sampel penelitian, mengolah data dan melakukan analisa saya tak mau memberikan ruang kosong untuk tidak menikmati keindahan Sumedang. Seperti di suatu minggu pagi, saya diajak Pembibing dan keluarga untuk mengunjungi wisata alam Pangjugjugan di Kecamatan Cilembu Sumedang. 

Peta Kawasan Wisata Alam Panjugjugan Desa Cilembu, Pamulihan Sumedang [dokpri, 2016]

Panorama alam yang begitu bersahaja menjadikan diri lupa pada sekelumit data yang sulit untuk dianalisa. Hijaunya pepohonan pinus cukup menyejukkan mata, menambah kebahagiaan dalam jiwa. Wisata Alam Pangjugjugan menawarkan wisata alam, ekowisata dan wisata edukasi. Layak dikunjungi!

Lokasi Wisata Alam Panjugjugan Desa Cilembu, Pamulihan Sumedang [dokpri, 2016]

Adapun wisata yang bisa dikunjungi diantaranya kebun pinus, area permainan anak, teras pohon, taman firdaus, embung, curug buatan, kandang kerbau dan koleksi flora dan fauna lainnya. Selain itu ada juga wahana wisata seperi flying fox, kolam renang, becak mini, berperahu dan kolam terapi ikan. 

Wahana Outbound di Wisata Alam Panjugjugan [dokpri, 2016]

Saya dan keluarga pembimbing yang datang sejak pagi juga dengan segera berkeliling Panjugjugan dan menikmati udara segar di wisata alam yang cukup terjangkau ini. Untuk masuk ke lokasi wisata kami hanya membayar Rp 40 ribu untuk empat orang.

Tak kalah dengan HTM yang tak merogoh kantong dan menyenangkan hati. Pagi itu juga membawa kesenangan dan keceriaan bagi teteh Ausie, gadis kecil SD kelas II kala itu yang sangat menikmati wahana outbound di Panjugjugan. Teteh Ausie dan saya juga menyempatkan memberi makan kerbau dan kuda yang ada di kandang. 

Menikmati panorama alam di Panjugjugan [dokpri, 2016]

Agroeduwisata Penopang Ekonomi Masyarakat Sumedang

Potensi di Kabupaten Sumedang begitu kompleks sehingga perlu disinergikan antara satu dengan yang lainnya. Bertolak pada secuil pengalaman menjelajahi Sumedang, maka potensi Agroeduwisata pun dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya.

Merujuk pada Riyani (2005) bahwa konsep agroeduwisata merupakan kegiatan wisata untuk tujuan studi yang dapat memberi pengetahuan dan pengalaman tentang alam pertanian melalui ilmu-ilmu pertanian yang mencakup pertanian bercocok tanam, peternakan, perikanan dan kehutanan.

Walhasil jika kekayaan alam juga potensi pertanian yang maha kaya di Sumedang disinergikan dengan baik juga dikombinasikan dengan konsep Agroeduwisata maka bukan tak mungkin akan memberikan kejayaan di tanah Pasundan. Terutama, pada peningkatan ekonomi masyarakat Sumedang yang ramah tamah.

Pada akhirnya keindahan di tanah Pasundan khususnya kabupaten Sumedang tak hanya sekadar terdengar dari lagu-lagu Jaipongan tetapi juga pada realitas masyarakatnya yang humanis dan bersahaja. 

Referensi: 

Riyani (2005) dalam Iswoyo, Rivananda, Triana dan S. Andry. Potensi Pengembangan Kawasan MOI sebagai RTH Hutan Kota dan Kawasan Agroeduwisata Perkotaan. Hasanuddin Student Jurnal . Vol 1 (1): 22-33. 2017. [diakses pada 15 Februari 2020]

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gudang,_Tanjungsari,_Sumedang [diakses pada 14 Februari 2020]

https://republika.co.id/berita/pzu32p423/ubi-cilembu-sumedang-primadona-mancanegara [diakses pada 15 Februari 2020]

http://wisatapangjugjugan.com/wisata/ [diakses pada 15 Februari 2020]

Catatan: Tulisan diikutsertakan pada Lomba Menulis "Writingthon Jelajah Sumedang"