Hidup adalah sebuah pencarian: kita, harus terus berjalan. Bergerak dan berbahagia, tetaplah membuka hati untuk saling memaafkan.

Ke Jogja Tak Sekadar Berburu Bakpia!

Ke Jogja tak Sekadar Berburu Bakpia [dokpri, 2016]

Jogjakarta  dengan semboyan hamemayu hayuning bawana dalam bahasa Jawa yang memiliki arti memperindah keindahan dunia menjadi kota yang menarik untuk dikunjungi. Berdasarkan situs pariwisata visitingjogja.com dan tribunjogja.com menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di kota Jogja terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. 

Tercatat pada rentang waktu tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan tembus ke angka empat juta orang dengan rincian, tahun 2016 sebanyak 3,5 juta; 2017 sejumlah 3,8 juta dan 2018 di angka 4,1 juta. Betapa tidak, kota bersejarah yang terdiri dari  kota Jogjakarta, kabupaten Bantul, kabupaten Kulon Progo, kabupaten Gunung Kidul, kabupaten Sleman dan DIY menawarkan beragam spot wisata yang memesona. 

Bukit Shoka Jogja @pariwisatajogja (Instagram) [2019]

Banyak yang bilang “setiap sudut kota Jogja itu, terbuat dari rasa rindu.” Setelah plesiran sekali sungguh pasti ingin segera kembali. Seperti penulis yang sejujurnya benar-benar merindukan Jogja. Sampai sejauh ini terhitung baru empat kali melancong ke Jogjakarta. Kali terakhir pada tahun 2016 dimana masih berstatus mahasiswa. 


Candi Borobudur @pariwisatajogja (Instagram) [2019]

Gudeg, Krewet dan Jengkol @kulinerjogja (Instagram) [2019]

Kala itu durasinya hanya dua hari saja. Hari pertama dihabiskan untuk mengikuti seminar Internasional di Universitas Gajah Mada dan hari terakhir untuk bersiap-siap kembali ke kota Hujan. Perjalanan ke Jogja kala itu memang tanpa disengaja. Seminggu sebelumnya saya sudah menghabiskan waktu untuk ke Bandung, UNPAD tepatnya, kemudian menuju Purwakarta di UNSOED dan singgah refreshing ke pantai di kota Pemalang. 


Konferensi Internasional: Biodiversity, Food security and Health di UGM [dokpri, 2016]

Kebetulan karena ada beberapa rekan yang hendak mengikuti konfrensi Internasional di Jogjakarta maka saya pun tertarik untuk bertandang kesana, meskipun hanya sebagai peserta. Pilihan dari Pemalang yang cukup efisien alias tidak memberatkan kantong bagi seorang mahasiswa adalah dengan travel. Seperti lagu “naik delman istimewa”, saat itu saya juga memilih duduk berdampingan dengan sopir travelnya. Pemandangan yang indah saat perjalanan menuju Jogja menjadi pengalaman menyenangkan. 

Berburu Bakpia Jogja

Akhir November 2016 tanggal 22 kalau tidak salah ingat dihabiskan dengan mengikuti Seminar Internasional, sembari menyicipi berbagai kuliner khas Jogja yang disajikan Panitia. Harga hotel yang lumayan menguras rupiah menjadi alasan untuk segera angkat kaki dari Jogja besok harinya. 


Suasana Konferensi Internasional di UGM [dokpri, 2016)

23 November 2016, sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandara saya dan rekan-rekan menyempatkan waktu berburu Bakpia. Bakpia yang aslinya bernama Tou Luk Pia atau kue pia (kue) kacang hijau ini memang menjadi salah satu oleh-oleh kota Jogjakarta. Secara kebetulan kue yang terkenal dengan “isi” kacang hijau ini memang menjadi favorit saya.


Suasana pebuatan bakpia di pabrik bakpia pathuk 25, Jogjakarta [dokpri, 2016]

Pada kesempatan itu kami melakukan perburuan. Sopir yang juga menjadi pemandu wisata mengantarkan kami ke Bakpia Pathok 25, Jl. AIP II, Jl. Karel Sasuit Tubun Jl. Bhayangkara Ng 1 No. 504, Sanggrahan, Ngampilan, Kota Jogjakarta, Daerah Istimewa Jogjakarta. Perburuan langsung di lokasi pabriknya. Menarik bukan?


Bersama mereka yang sedang membuat Bakpia di Bakpia Pathok 25 [dokpri, 2016]

Pada kesempatan kali ini saya sangat berbahagia karena tak sekadar belanja bakpia pun juga dapat melihat langsung proses pembuatan kue asal negeri Cina ini. Konon bakpia merupakan panganan dari negeri Cina yang aslinya hanya berisikan kacang hijau. Tahun 1984, bakpia mulai diproduksi di kampung Pathuk Jogja sehingga santer terkenal dengan nama bakpia pathuk. Bakpia pathuk sendiri dirintis oleh seorang warga Tionghoa, Tan Aris Nio. Angka 25 yang digunakan sebagai merk dagang sejak tahun 1980 ini diambil dari nomor rumahnya. 

Adonan Bakpia di Pabrik Bakpia Pathuk 25 [dokpri, 2016]

Para pekerja di pabrik bakpia pathok 25 terlihat sibuk membuat adonan bakpia, memasukkan isi, mencetak, memanggang serta mengemasnya. Proses produksi dengan kebersihan yang terjamin sehingga mutu dan kualitas produk tidak perlu diragukan, sertifikat halal MUI pun sudah dikantongi bakpia pathuk 25 ini. So jangan ragu untuk belanja!


Proses Pemanggangan Bakpia Pathuk 25 [dokpri, 2016]


Proses Pengemasan Bakpia Pathuk 25 [dokpri, 2016]

Bakpia pathok 25 juga telah melakukan inovasi produk dengan memberikan varian rasa pada kacang hijaunya. Walhasil ada bakpia rasa keju, rasa cokelat dan rasa nenas. Berdasarkan informasi terbaru, Bakpia Premium menawarkan varian rasa yang lebih menarik, ada rasa cokelat, keju, capucino, durian, kacang hijau, kumbu hitam, green tea dan telo ungu.


Berjubel Pesanan Bakpia Pathuk 25 [dokpri, 2016]



Aneka oleh-oleh di Toko Bakpia Pathuk 25 [dokpri, 2016]

Di pabrik bakpia ini juga dijajakkan panganan lain yang dapat dijadikan oleh-oleh, seperti moci, wajik, klanting, getuk, wingko, yangko, keripik belut, keripik jamur, keripik pisang, kacang bawang, kacang dieng, boluprit, ting-ting kacang dan lain-lain. Namun saat itu kalau tidak salah ingat saya hanya membeli bakpia original kacang hijau dan bakpia rasa keju. Alasannya KANKER! Kantong yang hampir kering. 


Pose di depan Pusat Pembuatan Bakpia Pathok 25, Jogjakarta [dokpri, 2016]

Perjalanan Bersama #OYOHotels Pasti Puas!

Melakukan perjalanan ke Jogja saat sedang menyandang status mahasiswa tentu sangat menyesakkan. Mengapa? Anggaran yang pas-pasan kala itu tak bisa membayar rindu untuk menikmati Jogja seutuhnya. Walhasil setelah berburu bakpia, saya dan rekan-rekan hanya sekadar mengabadikan perjalanan di Tugu Jogja dan di sudut jalan Malioboro. 


Pose di area Tugu Jogja, Jogjakarta [dokpri, 2016]

Pose di area samping Tugu Jogja, Jogjakarta [dokpri, 2016]

Pose di Jalan Malioboro, Jogjakarta [dokpri, 2016]

Seandainya OYO hotels sudah ada kala itu mungkin perjalanan akan menjadi lebih menyenangkan. Menginap di OYO cukup menghemat kantong. Hanya Rp. 99 ribu wisatawan sudah dapat beristirahat dengan nyaman dan tak perlu khawatir akan terkena KANKER (kantong kering).  

@oyo.indonesia (Instagram) [2019]

Seperti pada bulan November ini dalam rangka HARBOLNAS (Hari Belanja Online Nasional) misalnya Oyo Hotel melakukan lelang kamar hanya Rp. 99 ribu. Bahkan ada juga voucer 70% dari OYO Hotels Indonesia. Belum lagi banyak sekali promo yang ditawarkan. Nginap di OYO Hotels bias langsung dapat berbagai hadiah. Fantastic!
@oyo.indonesia (Instagram) [2019]

@oyo.indonesia (Instagram) [2019]

Untuk booking juga dipermudah melalui aplikasi Android. Cukup dengan install aplikasinya di playstore selanjutnya kita bisa menikmati perjalanan dengan tenang. Aplikasi OYO Hotels Indonesia [1] juga sudah terkoneksi dengan whattsapp. Booking hotel semakin mudah melalui pesan whatssapp.  


Aplikasi OYO Hotels [dokpri, 2019]

Di bagian atas aplikasi terdapat pilihan cari hotel, kota dan lokasi. OYO Hotels sampai saat ini tersebar di 124 kota di Indonesia. Tak hanya kota besar pun juga kota kecil bahkan hingga di bagian timur Indonesia seperti Makassar dan Manado. 

Aplikasi OYO Hotels [dokpri, 2019]

Tentunya jika diberi kesempatan sekali lagi ke Jogja maka saya akan memanfaatkan promo OYO Hotel terutama voucher 70% dari OYO. Jika ada voucher dari OYO dijamin akan mendapatkan Hotel Murah di Jogja [2].


Aplikasi OYO Hotels [dokpri, 2019]

Nah, Jika voucher 70% sudah didapatkan saya tidak ingin mengulang perjalanan seperti 2016 kemarin yang hanya sekadar berburu bakpia. Jogja kaya akan wisata alamnya, wisata sejarah, wisata kuliner serta wisata budayanya yang perlu dinikmati lebih lama bersama OYO tentunya. Perjalanan ke Jogja kedepannya akan dijamin PUAS, karena #PastiAdaOYO! Bersama OYO Indonesia, tentu akan mengobati rindu saya pada Jogja.


Adisudjipto International Airport [dokpri, 2016]

Catatan:

Tulisan diikutsertakan pada #PastiAdaOYO BLOG COMPETITION: Cerita Pengalaman Seru sebuah Perjalanan.


#WisataJogja
#PastiadaOYO
#OYOHotels
#OYO
#PariwisataJogjakarta
#WonderfulIndonesia

0 komentar:

Posting Komentar