Hidup adalah sebuah pencarian: kita, harus terus berjalan. Bergerak dan berbahagia, tetaplah membuka hati untuk saling memaafkan.

Lelaki di Penghujung Malam




Di sebuah malam saat langit terlihat remang-remang Aku perempuan berdiri disampingmu menawarkan segelas kopi pertemuan Menyaksikan kepiawaianmu menggoreskan kata dengan tinta kesucian

Seperti menarik rembulan untuk menari denganku bersama dentuman irama yang lantang



Menjejaki dirimu seperti mengantarkan raga ini mengenal Tuhan Kau mengajarkan aku membaca aksara, menuntunku menuliskan segala kegelisahan Yang kemudian semakin menguatkan kakiku untuk menentang segala macam penindasan

Pelan-pelan kau mengajakku mengenal kesyahduan dan kebahagiaan saat hujan kala langit semakin

remang-remang



Namun ketika kita sama-sama terasa lengkap, di saat yang sama akupun merasa cukup singkat

Kau mengantarkanku pada sebuah pintu bernama perpisahan Kau menunjukkan perahu yang siap dijadikan wahana berlayar

Kau mengajakku perlahan-lahan ke ruang kedamaian, berusaha menetralkan jiwaku untuk berdamai dengan segala impian dan harapan yang telah kugantungkan ke awan-awan yang menjulang



Kini kau hanya ada di seberang ingatan, kau hanya fatamorgana
yang tak sudi memancarkan cemerlang
Bersama burung-burung kertas yang menemaniku setiap malam, aku berusaha seimbang Mengikhlaskan dan meleburkan diriku dalam sajak-sajak kesendirian

Hingga terasa semakin tertusuk, teramat dalam
Karena kau ......
hanyalah lelaki di penghujung malam


Catatan: Puisi diselipkan dalam Cerpen CCMG; Lelaki di Penghujung Malam

0 komentar:

Posting Komentar