Mens Sana In Corpore Sano,
bahasa Latin tentang ajakan hidup sehat dari pujangga Romawi jika
di-Indonesia-kan berarti “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.
Dapat dimaknai secara sederhana bahwa kesehatan menjadi sangat penting dalam kehidupan.
Mahatma Gandhi pun menyatakan bahwa kesehatan adalah harta yang sesungguhnya.
Kesehatan juga menjadi
faktor yang sangat penting bagi ibu hamil. Hal ini menjadikan pemeriksaan
kehamilan menjadi sangat penting untuk dilakukan guna mendukung kehamilan yang
sehat. Sehingga bayi yang akan lahir dapat terjamin kondisi kesehatan dan
keselamatannya.
Pemeriksaan kehamilan
yang dikenal dengan ANC (antenatal care) perlu diprioritaskan oleh ibu hamil
untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta dapat meningkatkan kesehatan ibu
dan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi dari ibu yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan tiga kali lebih mungkin untuk meninggal
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan durasi pemeriksaan rutin.
Pengalaman pribadi, saat
melakukan tes kehamilan pada Juli 2019 diketahui positif. Tentunya
menjadi kabar gembira bagi keluarga. Terlebih di usia pernikahan yang hampir genap
satu tahun. Meskipun sejujurnya, kehamilan kali ini merupakan yang kedua
setelah tahun 2018 lalu mengalami keguguran dini saat usia kandungan belum
genap satu bulan.
Hal tersebut menjadi warning
bagi saya untuk rutin melakukan pemeriksaan sebagai bentuk ikhtiar terhadap
kondisi kehamilan. Pemeriksaan pertama di salah satu dokter spesialis kandungan
di pusat kota Ternate dimulai dengan penentuan HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang
Inshaa Allah pada Februari 2020. Saat itu USG pertama dilakukan. Selanjutnya
berlanjut pada pengontrolan rutin yang dilakukan pada bulan ke-4, ke-5, dan
ke-6. Selain itu pemeriksaan di Puskesmas juga menjadi ritual selama masa kehamilan. Buku Kesehatan Ibu dan Anak menjadi pedoman bagi ibu hamil yang dibagikan saat pertama kali pemeriksaan di Puskesmas.
Buku KIA dibagikan saat kali pertama pemeriksaan di Puskesmas [dokpri, 2019] |
Permasalahan seperti morning
sickness dirasakan pada bulan ke-2 sampai ke-3. Selanjutnya berat janin yang belum stabil bahkan sampai
penurunan hB (hemoglobin) darah. Berdasarkan hasil Laboratorium hB hanya berada pada nilai 7
yang berarti kurang. Berdasarkan penjelasan dari Laboran hB yang stabil
berkisar antara nilai 10 sampai 14. Berkat pemeriksaan rutin, factor penghambat
dapat dieliminasi sehingga kondisi kesehatan janin tetap terjaga.
Catatan Dokter dan Bidan saat Pemeriksaan [dokpri, 2019] |
Di akhir bulan ke-5 memasuki
bulan ke-6 usia kandungan, terjadi pembengkakan pada kaki. Nah ini menjadi
permasalahan yang cukup serius bagi ibu hamil terutama bagi saya (ibu hamil, red)
yang awam. Mengingat belum banyak artikel kesehatan ibu hamil yang dibaca. Paniknya
pembengkakan hanya terjadi pada kaki sebelah kiri. Dimulai dari pembengkakan
telapak kaki dan diikuti oleh rasa kaku pada bagian betis sebelah kiri.
Rasa penasaran bercampur khawatir,
memandu saya untuk mencari artikel tentang pembengkakan kaki pada ibu hamil di search
engine google. Namun sejujurnya dari beberapa artikel yang saya baca belum
bisa mengurangi kecemasan. Hingga pada saat menemukan platform SehatQ,
sebuah aplikasi kesehatan yang menyajikan artikel kesehatan terlengkap dan
fasilitas chat dengan dokter pun hingga layanan booking dokter
jika hendak berobat ke rumah sakit atau klinik.
Jawaban tim Dokter SehatQ [dokpri, 2019] |
Tanpa ragu-ragu saya
langsung menanyakan perihal pembengkakan kaki tepat pada 3 Desember 2019 di
website SehatQ.com melalui layanan chat dengan dokter. Dan pada keesokan
harinya, 5 Desember jawaban diterima via email.
“Pembengkakan
kaki pada saat kehamilan adalah hal yang normal terjadi. Dalam bahasa medis,
pembengkakan ini disebut dengan edema. Pada saat kehamilan hal ini wajar
terjadi karena adanya produksi cairan tubuh yang meningkat”. Tubuh dapat
memproduksi cairan dan darah dua kali lebih banyak guna mengakomodasi kebutuhan
perkembangan janin. Dan sebagai akibatnya, terjadilah pembengkakan pada kaki. Keadaan
ini umumnya terjadi saat usia kehamilan memasuki bulan kelima dan dapat semakin
membesar pada trimester ketiga”
Ini merupakan jawaban
melalui layanan chat dengan dokter, penjelasan diberikan langsung oleh
dr. Rahmita Dewi. Di akhir jawaban dokter memberikan penegasan bahwasanya
pembengkakan hingga bulan ke-tujuh merupakan hal yang normal dan wajar terjadi
sehingga tidak perlu dikhawatirkan (ini berkaitan dengan pertanyaan saya).
Selanjutnya, dr. Rahmita
Dewi melalui layanan chat juga memberikan beberapa cara yang dapat
membantu mengurangi pembengkakan kaki pada kehamilan.
Cara yang dapat
membantu mengurangi pembengkakan kaki pada kehamilan: (1) Mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung garam, maupun penggunaan garam saat memasak; (2) Memperbanyak
konsumsi air putih dan membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein; (3) Menambah
asupan makanan yang mengandung kalium seperti pisang, bayam dan yogurt; (4)Tidak
terlalu lama berdiri; (5)Mengistirahatkan kaki dengan meninggikan posisinya
dari tubuh; (6) Memperbanyak jalan kaki dan pastikan menggunakan sepatu yang
nyaman; (7)Menggunakan pakaian yang nyaman dan tidak ketat; (8) Tidur menghadap
ke samping khususnya samping kiri
Namun karena sampai akhir bulan ke-7 pembengkakan
tidak kunjung mengalami penurunan, saya pun bergegas segera ke puskesmas
terdekat untuk melakukan check up terkait kandungan protein urine
sebagaimana saran dari dr. Rahmita Dewi di akhir penjelasannya. Meskipun pada
akhirnya harus kembali balik kanan ke rumah karena Laboran tidak berada di
tempat. Namun setidaknya perasaan cemas atas pembengkakan kaki telah berkurang atas
penjelasan yang rinci dari SehatQ.
Kunjungan ke Puskesmas untuk Pemeriksaan Protein Urine [dokpri, 2019] |
Demikian dengan
aplikasi SehatQ saya mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi kesehatan
kehamilan yang akurat karena langsung dilayani oleh dokter-dokter handal di
bidangnya. Dengan SehatQ sensasi kesehatan ibu hamil berada di dalam genggaman.
Hal ini sebagaimana SehatQ yang menawarkan konsep Sehat dalam Genggaman –
apapun kebutuhan masyarakat dapat diakses melalui satu aplikasi.
Ini sekaligus menjadi
penanda mulai berkembangnya Kesehatan 4.0, dimana akses kesehatan termasuk
kemudahan mendapatkan infomasi dapat dirasakan dengan memanfaatkan teknologi
yang tersedia. Inovasi e-health dapat membantu ibu hamil dalam upaya menjaga kesehatan ibu dan janin. Yang pada
akhirnya dapat mewujudkan semboyan Mens Sana In Corpore Sano bagi
ibu-ibu hamil di seluruh Indonesia.
Tulisan diikutsertakan pada Lomba Blog SehatQ:
0 komentar:
Posting Komentar