Hidup adalah sebuah pencarian: kita, harus terus berjalan. Bergerak dan berbahagia, tetaplah membuka hati untuk saling memaafkan.

PETUALANGAN INSPIRATIF, MENYAPA NEGERIKU



PENDAPAT DAN IMPIANMU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA 

Menurut saya pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun telah mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari antusias dan simpati pemerintah dalam mengalokasikan dana pendidikan dan pengelolaan dana lainnya (pajak dan sumber lain) untuk pendidikan. Sumbangsihnyanya dapat berupa pemberian beasiswa kepada seluruh anak negeri, pembiayaann riset dan lain-lain. Hal ini terlihat dari makin merekahnya Lembaga Pengelola dana pendidikan seperti Kemenristekdikti dan LPDP misalnya.
 

Peningkatan pendidikan pun terlihat semakin meningkat pesat dengan adanya program-program pengembangan pengabdian berbasis pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan. Salah satunya program pengembangan masyarakat berbasis pemberdayaan pada daerah-daerah terpencil dan tertinggal di beberapa wilayah di Indonesia baik bagian barat sampai timur. Program-program tersebut patut diapresiasi dan secara langsung dapat dijadikan barometer peningkatan pendidikan Indonesia. 
Impian saya yaitu dapat mengunjungi beberapa wilayah terpencil dan tertinggal di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses dan fasilitas dalam pendidikan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi saya untuk menumbuhkan semangat dalam mengembangkan pendidikan Indonesia melalui cara-cara sederhana yang dapat saya lakukan dan berikan. 

http://www.koranbuleleng.com/2016/05/05/bertahun-tahun-anak-desa-pangkungparuk-berjalan-kaki-menuju-sekolah/
Pengalaman kunjungan tersebut saya niscahyakan untuk melahirkan berbagai tulisan baik opini, puisi, cerpen dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang bersifat sugesti kepada semua khalayak guna menumbuhkembangkan kecintaan warga Indonesia khususnya terhadap Pendidikan Indonesia.
Menulis membutuhkan inspirasi dan penghayatan yang mendalam sehingga kiranya dengan mengunjungi daerah-daerah yang saya maksudkan dan saya impikan tersebut dapat memberikan warna dalam mengukir tinta di secarik kertas. Jayalah Indonesia, Majulah Pendidikan – nya :)
JIKA KAMU TERPILIH INSPIRASI APA YANG AKAN KAMU BAGIKAN 
Jikalau saya terpilih menjadi salah satu peserta Menyapa Negeriku maka saya berinisiatif untuk menyebarluaskan cerita dari pengalaman dalam bentuk tulisan yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan Menyapa Negeriku tersebut. 
Dalam hemat saya berdasarkan agenda kegiatan ini dimana kabupaten-kabupaten yang menjadi tujuan kunjungan merupakan wilayah terluar, terdepan dan tertinggal, kiranya sangat menarik untuk dijadikan inspirasi dalam menumbuhkembangkan semangat berpendidikan di negeri tercinta ini Indonesia. Wilayah 3T merupakan wilayah yang memiliki keterbatasan dalam akses, fasilitas dan pelayanan sehingga kunjungan ke daerah-daerah tersebut akan menjadi pengalaman menarik yang dapat memberikan peluang munculnya inspirasi menulis yang sangat banyak. Tulisan-tulisan tersebut dapat dijadikan prototipe untuk wilayah lain dalam pengembangan pendidikannya dan secara langsung dapat memberikan khasanah pembelajaran dan pengetahuan bagi anak-anak negeri di kota yang lain untuk terus belajar dan belajar meskipun dibatasi dengan segala keterbatasan. 
CERITAKAN SINGKAT TENTANG PENGALAMAN ANDA MENGUNJUNGI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA 
Pengalaman berkunjung di daerah Indonesia yang lain belum banyak saya lakukan. Jikalau kunjungan itu ada mungkin hanya suatu kebetulan saja. Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di beberapa kabupaten di Jawa Barat meliputi Kabupaten, Sumedang, Majalengka, Purwakarta, Kuningan, Subang, Cianjur, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Garut dan Sukabumi memberikan pengalaman yang sangat berkesan. Karena penelitian ini terkait dengan pengembangan sapi lokal Jawa Barat dengan nama Pasundan secara langsung kunjungannya menyusuri pelosok desa di tiap kabupaten-kabupaten tersebut diatas, karena memang pengembangan peternakan sapi berbasis di desa-desa terpencil yang belum terjamah dengan kemajuan teknologi. 
Dalam kunjungan tersebut, terlihat suasana pendidikan yang tradisional dengan fasilitas jauh dari sentuhan teknologi canggih. Di sepanjang jalan anak-anak masih menggunakan sendal untuk pergi sekolah, bahkan ada yang tidak mengenakan seragam sekolah. Terdengar kabar di salah satu kabupaten tersebut diatas di kalau tidak salah di Desa Pameutingan Kecamatan Cipatujah masih ada kendala dari segi akses jalan. Kalau tidak salah ingat, ada kondisi dimana sekolah harus dilewati dengan menggunakan jembatan gantung. Namun karena banjir besar mengakibatkan jembatan tidak dapat digunakan sehingga untuk sekolah anak-anak harus berjalan menyusuri sungai dengan kondisi kaki telanjang (tanpa sepatu). 
http://www.koranbuleleng.com/2016/05/05/bertahun-tahun-anak-desa-pangkungparuk-berjalan-kaki-menuju-sekolah/
Kondisi lain tepatnya di daerah Sumedang dimana salah satu desanya memiliki keterbatasan jumlah guru, sehingga sekolah dasar dengan jumlah total kelas 6 buah dengan rata-rata tiap kelas antara 20 – 25 siswa saja harus membagi jam mengajarnya menjadi pagi, siang sampai sore. Ini cukup ironis padahal lokasi kabupaten-kabupaten ini berada di propinsi Jawa Barat yang bisa dikatakan lebih maju daripada beberapa kabupaten di wilayah timur Indonesia. Bayangkan saja untuk cakupan wilayah Jawa Barat masih ada yang mengalami kondisi pendidikan seperti itu apalagi dengan wilayah-wilayah yang termasuk dalam wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia. Kemajuan bangsa dua atau tiga puluh tahun kedepan tergantung dengan kualitas pendidikan yang didapatkan anak-anak negeri hari ini.
Cerita yang menarik dalam sebuah pengalaman perjalanan mengunjungi berbagai wilayah di pelosok Indonesia menurut saya adalah permasalahan pendidikannya. Kekayaan Kuliner, tempat wisata maupun sosial budaya masyarakat merupakan potensi yang kiranya harus dimanfaatkan untuk meningkatkan 'kekuatan' wilayah tersebut. Namun permasalahan pendidikan merupakan suatu ancaman bahkan juga tantangan yang menjadi barometer maju tidaknya suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Jadi? Pendidikan adalah harga mati.


Catatan:
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program

PETUALANGAN INSPIRATIF SAMBIL MENYAPA NEGERIKU

(5-10 Desember 2015) oleh Kemenristek DIKTI.

0 komentar:

Posting Komentar